CeritaKata Cinta Blog 2016 - Kata Kata Romantis & SMS Mesra Valentine Day dari sebuah karya seni dan sastra terbaik tahun ini sungguh senantiasa membuat kita hanyut terbuai buih buih kenangan Valentine Terindah bersama Pacara Tersayang pada tahun lalu , meski mantan pacar kamu sudah sukses dengan pacar barunya , tapi saya yakin Anda tetap akan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Bisakah kita kembali lagi?""Kamu menanyakan ini, karena memang ingin kembali dan merajut masa depan bersama, atau karena kamu merasa gagal menemukan seseorang yang lebih baik dariku?" *** Setiap hubungan akan mengalami pertumbuhan. Akan ada pertengkaran. Akan ada keraguan. Akan ada kenyamanan dan kebahagiaan. Tapi ada perbedaan besar antara melalui masa sulit dengan yang pernah kita cintai dan menjadi orang asing bagi orang yang pernah kita ada mantan terindah. Sesuatu yang sudah berlalu hanya meninggalkan kenangan, baik atau buruk. Memiliki kenangan dengan seseorang tidak berarti harus "terjebak" dengannya selamanya. Jika kamu pernah disakiti, atau merasa tidak punya kesamaan visi masa depan bersama, lebih baik jangan pada mantan seharusnya tidak menjadi alasan untuk kembali kepadanya. Tidak peduli seberapa baik mantanmu memperlakukan dirimu di masa lalu. Tidak peduli berapa banyak kenangan hangat dan indah yang kamu miliki bersamanya. Yang penting adalah bagaimana dia memperlakukanmu hari ini. Yang penting adalah apakah kamu senang dan nyaman dengannya hari orang pastinya berubah seiring waktu. Pasanganmu tidak akan menjadi manusia yang persis sama seperti ketika kamu pertama kali bertemu. Begitu pula dirimu. Kamu bukan orang yang sama dengan dirimu kemarin. Lupakan apa yang pernah kamu impikan di masa lalu dan fokuslah pada apa yang kamu inginkan pada dirimu apa yang membuatmu menjadi paling bahagia. Kembali kepadanya, atau menemukan orang baru yang bisa membuat hidupmu nyaman dan bahagia? Karena pada dasarnya tolok ukur saling kecocokan bukanlah berapa lamanya waktu yang kalian habiskan bersama, melainkan betapa baiknya kebersamaanmu dan dia. Jika kamu memilih untuk bertahan selama kamu menginginkannya, atau ingin kembali hanya karena kamu memiliki kenangan indah bersamanya, hal ini justru akan mengiris luka sedalam kamu membiarkannya. Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi rasa itu, melainkan apa yang bisa kamu ambil sebagai pelajaran dan hikmahnya. 1 2 Lihat Love Selengkapnya
terindahdalam hidupku Namun takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupmu yang tlah terukir abadi sebagai kenangan yang terindah. Diposting oleh fiani di 22.22 Tidak ada komentar: SEMUA TENTANG KITA tertawa bersama tuk hapuskan semua sepi di hati Reef:Ada cerita tentang aku dan dia,dan kita bersama saat dulu kala,ada cerita tentang masa

Cerpen Karangan Rizki NuramaliaKategori Cerpen Cinta Romantis Lolos moderasi pada 16 January 2021 Bagaimana rasanya ketika mantan kekasihmu tiba-tiba menghubungimu lagi? Apa yang akan kau lakukan? Karena itu terjadi padaku. Dua hari yang lalu mantan kekasihku tiba-tiba saja menghubungiku melalui akun Instagramku. Aku sempat tak mengenalinya, dia sangat berberbeda saat kami berpacaran dua tahun lalu. Ada banyak sekali rasa canggung diawal pembicaraan dalam chat room, bahkan aku sangat ragu untuk membalas pesannya. Berulang kali berpikir, kuketik, kuhapus dan kuketik kembali pesan balasanku padanya. Sempat kulihat beberapa postingan dirinya. Kupikir hidupnya sangat-sangat jauh lebih baik dari saat dirinya berkencan denganku. Bahkan kutahu kini profilnya sebagai professional photographer dan telah memiliki studio sendiri dengan reputasi yang bagus. Mengetahui hal itu membuatku jadi sangat ragu, pikiran seperti untuk apa mantan kekasihku kembali menghubungiku setelah dua tahun mengakhiri hubungan denganku? Apa dia ingin menunjukan dirinya jauh lebih baik setelah putus denganku? atau apa? Alasan keraguanku lainnya adalah karena perpisahan hari itu bukanlah perpisahan yang baik. Membuatku dilema untuk membalas pesannya atau tidak, dan bahkan lebih jauh lagi mantanku itu meminta bertemu denganku. Tapi memangnya ada perpisahan yang baik? Tangisan, kemarahan, kekecewaan bahkan sampai kebencian pasti selalu beriringan dengan yang namanya perpisahan suatu hubungan. Begitupun denganku dan Mas Rama. Rabu 1900 “Gadis” Sapanya saat pertama kali aku bertemu dengannya. Perasaan kembali pada hari dimana aku tengah bersama dengannya datang memenuhi hatiku. Bahkan suaranya masih sama saat dirinya memanggil namaku. Bodohnya aku akhirnya meng-iyakan permintaannya untuk bertemu. Dan disinilah aku duduk dengannyanya, di kafe yang dulu menjadi tempat favorit kencan kami. Tak ada yang berubah, semua masih sama disini, bahkan aku memilih tempat duduk pojok dimana aku dengan Mas Rama mengahabiskan waktu bersama di kafe ini. Dulu. Kikuk. Tak tahu harus bertingkah seperti apa. ”lama tak berjumpa” atau “apa kabar” haruskah menjadi sapaan pertama setelah dua tahun tak berjumpa. Akhirnya aku hanya melemparkan senyum padanya. Senyum yang kubuat semanis mungkin. Percayalah sosok mantan kekasihku yang dulu seperti telah hilang dari pria yang saat ini duduk di hadapanku. Wajahnya dan gayanya lebih maskulin menampilkan sosok pria dewasa. Aku bahkan mematung untuk sementara, wajahku dibuat tersipu olehnya. Kutarik napas dalam-dalam. Awal Desember malam itu, seperti terasa lebih hangat padahal cuaca sudah mulai dingin karena musim hujan. “bagaimana kabarmu?” Tanyanya, membuka pembicaraan. “aku baik” Singkat balasku. “kutebak kabarmu juga baik-baik saja. benar bukan?” Lanjutku. Mas Rama hanya tersenyum dan menyeruput kopinya. Tampan. Mataku awas memperhatikan dirinya, membuatku sadar, Ah aku pasti jatuh cinta pada dirinya dulu karena paras tampannya, yang bahkan sangat mempesona saat hanya meminum kopi seperti itu. “pasti keputusan kita berpisah hari itu benar-benar yang terbaik untuk hidupmu” Aku menunduk mengatakan itu, teringat saat-saat kata putus keluar dari mulutnya begitu saja. Sakit. “karena kupikir sepertinya hidupmu menjadi baik-baik saja bahkan jauh lebih baik setelah aku pergi dari hidupmu?” Lanjutku. Perkataanku itu membuat suasana pertemuan kami di kafe malam ini menjadi sangat, ehm tak enak. Ingatan menyakitkan antara aku dengan Mas Rama seperti diangkat kepermukaan. Wajahnya berubah menjadi sangat serius. “maaf” Ucapnya kemudian padaku. Ada perasaan aneh mendengar permintaan maafnya itu. “tak usah meminta maaf begitu padaku. Sepertinya itu memang jalan terbaik untuk kita saat itu” Kataku. Bertingkah seolah bukan apa-apa perpisahan hari itu. Padahal aku selalu menangis setiap hari saat mengingatnya. Mataku selalu bengkak hasil menangis semalaman. Melamun setiap saat, bertanya apa dan dimana kesalahanku hingga kata putus keluar begitu saja darinya. Itu masih tetap menjadi misteri bagiku. Alasan Mas Rama hari itu memutuskanku, aku masih tak tahu. Semuanya masih baik-baik saja saat itu, bahkan aku masih selalu mendapat pesan manis darinya, menghabiskan banyak waktu bersamanya, tak ada permasalahan ataupun pertengkaran apapun diantara aku dengan Mas Rama. bahkan hari itu adalah kencan sabtu malam kami. Tapi tiba-tiba saja, aku merasa menjadi tahu rasanya tersambar petir itu seperti apa. Ia berkata ingin putus denganku. “Mas benar-benar minta maaf padamu Gadis” Ucap maafnya lagi padaku. Dalam hati aku bertanya-tanya mengapa baru setelah dua tahun permintaan maaf itu kudengar. Sepertinya aku telah menjadikannya kekasih tanpa tahu dan mengenal sosoknya seperti apa. Karena aku tak mengerti dirinya, bahkan sikapnya saat ini yang tiba-tiba meminta bertemu dan meminta maaf padaku. Oh, rasa sakit dari hari-hari sulit setelah putus dengannyapun seperti datang kembali menusuk-nusuk hatiku. Menghindari tatapannya, tak ingin terlihat rapuh di hadapannya. “kau pasti merasa tak adil dengan semua keputusanku yang tiba-tiba ingin mengakhiri hubungan kita dan pergi begitu saja” Ungkitnya, mengapa ia seolah mengorek kembali luka lama yang susah payah kuobati. Tahu pembicaraannya kemana, aku tak tahan jika harus mendengarnya lebih banyak lagi. Mataku sudah mulai berkaca, siap mengeluarkan air mata dari sana. Akhirnya aku bangun dari dudukku, terkaget Mas Rama melihatku yang tiba-tiba berdiri dan meraih tasku siap untuk pergi. “Maaf Mas sepertinya aku harus pergi, mungkin lain waktu kita sambung lagi” Kataku, sekaligus berpamitan padanya. Mengakhiri pertemuanku dengan Mas Rama, tak ingin aku berlama-lama dan tak ada yang tahu aku akan menagis satu detik kemudian jika aku tetap tinggal bersamanya. Mengambil langkah besar aku pergi menuju pintu keluar kafe. Masih kulihat bayangnya dari pantulan jendela kaca kafe Mas Rama yang terus menatapku seolah tidak menginginkan kepergianku. Bahkan sempat dirinya memanggil namaku, namun aku pura-pura saja tak mendengarnya, mengabaikannya dan berjalan lebih cepat. Ingin cepat aku menjauh darinya. Dalam langkahku ada rasa sesal dan juga perasaan seperti telah selamat. Namun akupun merasa seperti seorang pengecut yang melarikan diri begitu saja. Seharusnya kudengarkan ceritanya, karena mungkin saja bisa menjawab pertanyaanku selama ini, rasa penasaranku, alasan dirinya mengakhiri hubungan denganku. Namun semua itu terlalu menyakitkan untukku. Aku takut tak siap dan tak mampu menerima semua itu. Menyisakan aku yang kembali terluka seperti hari-hari setelah kepergiannya dua tahun lalu. Aku yang sangat kacau dibuatnya kala itu. Aku tak mau. Ting Notifikasi ponselku From Mas Rama Gadis, Mas minta maaf. Sekali lagi Mas meminta maaf padamu. Mas mengerti kamu pasti sangat marah hingga membeci Mas. Mas mengerti itu, tapi Mas harap bisa memperbaiki hubungan kita kembali. Aku mendengus tak percaya membaca pesan darinya. Apa katanya memperbaiki hubungan? Kita? Kupikir setelah berpisah darinya tak akan ada lagi kata “kita” antara aku dengannya. Kutatap langit malam dalam perjalanan pulang, perasaan tak menentu memenuhi hatiku. Bagaimana manusia itu bisa dengan mudahnya bersikap seperti itu. Setelah pergi dengan alasan yang tak pasti kini datang kembali sesuka hati. Bahkan hatiku masih belum sembuh sepenuhnya, atau bahkan memang tak pernah sembuh karenanya. Setiap teringat kata-katanya, momen kebersamaanku dengannya, dadaku selalu saja merasa sesak. Rasa sakitnya masih meninggalkan jejak disana. Entah apa inginku, setelah maaf yang kini akhirnya kudengar dari mulutnya. Hatiku masih saja tak bisa menerimanya. Seperti apa perasaanku saat ini, aku tak bisa menjelaskan ataupun memastikannya. Marah, tentu aku marah, sedih dan benci padanya, namun perasaan lebih membenci diri sendiri terasa lebih besar dan menguasai hatiku. Aku membenci diriku yang menjadi wanita bodoh yang tak bisa melupakannya, menangisi kepergiannya, tak bisa memperbaiki hatiku, atau bahkan memulai hari yang baru tanpa ingatanku saat bersamanya. Aku membenci diriku yang tak ingin aku mengakuinya bahwa aku masih mengaharapkannya. Senin 1700 Berdiri menatap salah satu lukisan, hanyut didalamnya. Meski aku tak tahu pasti apa makna dari lukisan itu, betah aku berlama-lama memandangnya. Klik Suara kamera memotret, aku berbalik kearahnya. Mataku terbelalak melihat siapa pemilik kamera itu. Oh haruskah aku bertemu dengannya setelah melarikan diri darinya minggu lalu. “cantik” Ucapnya singkat setelah memeriksa hasil jepretannya, yang kutahu akulah yang menjadi objek fotonya itu. “jangan mengambil fotoku tanpa izinku” Ucapku padanya, bukan sapa yang mengawali pertemuan kami sore ini. Mas Rama kemudian berjalan mendekat kearahku. Fokusku yang tadi hanya pada lukisan di depanku kini menjadi terpaku pada mantanku yang tiba-tiba hadir diacara pameran salah satu teman kuliahku. Bagaimana bisa Mas Rama berada disini juga *tanyaku dalam hati “kenapa? Kau bertanya mengapa aku bisa disini?” Tanyannya, membuatku terlihat seperti tertangkap basah. Bagaimana dirinya bisa mengetahui isi pikiranku. Kualihkan pandanganku darinya, mencari sesuatu sisi lain disebelah sana, entah apa itu yang ingin kulihat yang jelas aku tak ingin melihat Mas Rama yang baru saja berhasil membaca isi pikiranku. “Mas dapat undangan untuk memotret beberapa foto lukisan hari ini” Jelasnya tanpa kuminta, Mengapa kini Mas Rama setelah putus dariku bisa menjadi se-peka itu padaku, mengapa tidak dua tahun lalu saat kami berdua masih berkencan. Dulu kode-kodeku dulu tak ada satupun yang dimengertinya dan sekarang lihat dirinya. “aku tak bertanya” Balasku, berbohong. Mas Rama hanya membalas dengan senyum perkataanku. Tak ingin berlama-lama aku dengannya, kulihat saja jam di tanganku. Sudah masih belum pukul 6 sore, namun bertingkah seperti sudah memiliki rencana selanjutnya yang menantiku. Padahal hari ini pameran inilah satu-satunya acaraku. “aku pergi ya Mas, nikmati pamerannya” Ucapku, berbalik dan keluar ruangan pameran. Berusaha berjalan dengan tenang, tak ingin melakukan hal yang membuatku tampak bodoh seperti minggu lalu, aku sangat jelas ketara tengah melarikan diri darinya hari itu. Sampai di pintu keluar kutatap jalanan. Hujan. Hahh Mengapa harus hujan disaat seperti ini. Dan bodohnya aku tak membawa payung padahal jelas December ini musim hujan akan selalu datang meski tak dapat kupastikan kapan datangnya dalam 24 jam. Haruskah aku berlari hingga halte bus. Karena hujan sore ini seperti tak ada niatan untuk berhenti. Akhirnya kugunakan tas kecilku untuk menutupi kepalaku dan saat bersiap melangkah melewati hujan, tanganku dihentikan seseorang. Membuatku tertahan, dan tetap berada di posisi awal. “kebiasaan menerobos hujanmu itu tak pernah hilang rupanya” Ucap pria itu, mantanku, yang menghentikanku berlari melewati hujan. Mengingatkan kebiasaanku yang selalu menerobos hujan, kedinginan dan terkena demam kemudian. Tak menyahuti perkataannya, mataku fokus pada genggaman tangannya yang masih tak dilepaskannya dari tanganku. Mengerti arti tatapanku pada tangannya itu, segera Mas Rama melepaskan genggamannya. Berpura-pura bukan sesuatu yang besar, meski hatiku menjadi berdebar tak karuan karena sentuhannya yang sudah lama akhirnya bisa kurasakan lagi. Mas Rama kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Payung biru tua yang sedang ia buka, ada gantungan panda disana, yang kutahu dan jelas aku tahu siapa pemilik payung itu awalnya sebelum kini berada di tangannya. Payung lamaku dulu yang sempat kuberikan padanya, bagaimana dirinya masih memilikinya dan memakainya. “ayo” Ucapnya setelah payung itu berhasil dibukakannya. Aku hanya memalingkan wajahku darinya, kuharap Mas Rama mengerti bahwa aku jelas menolak tawarannya. Bagaimana bisa aku berpayungan bersama mantan kekasihku, lucu sekali. Hujan sore ini pasti akan menertawakanku. “cepat, kau bisa sakit kedinginan jika terus berdiri disitu” Lagi ajaknya padaku. Masih saja kuacuhkan dirinya. Tak lama kemudian saat kulihat lagi Mas Rama tengah berjalan memakai payung keluar area gedung. Meninggalkanku, sendiri. Wah, tak bisa kupercaya bagaimana dia bisa begitu acuh pada wanita, bisa-bisanya Mas Rama dengan tega meninggalkanku, sendiri menunggu dingin dan hujan yang entah kapan bisa reda. Tapi bukankah aku sendiri yang tadi bersikap jual mahal dengan mengacuhkan tawarannya ikut berpayungan dengannya. Kupukul kepalaku. Mercau tak jelas kemudian. Bodoh! Bagaimana kau bisa berharap mantan kekasihmu itu mau beridiri menunggu dan menemanimu atau benar-benar berpayungan ditengah hujan. Dasar Gadis bodoh! “Gadis, pegang ini” Tiba-tiba saja, sejak kapan Mas Rama kembali dan berada di sampingku kini. Memberikan payungnya padaku. Yang tanpa sadar pula tanganku meraih dan menerima payung itu. Masih memandanginya, Mas Rama yang tengah membuka jaket yang dikenakannya, tak kusangka apa yang selanjutnya ia lakukan padaku. Dipakaikannya jaket miliknya di tubuhku. “ayo. Hari akan semakin dingin” Ucapnya, aku yang masih mematung kehilangan otakku ulah mantan kekasihku. Mengambil payung yang tadi Mas Rama berikan padaku dan merangkulku untuk berjalan berada dalam satu payung bersamanya. Oh benar-benar. Bagaimana bisa? bagaimana aku membiarkan mantan kekasihku memperlakukanku sesuka hatinya seperti sekarang ini. Berkali-kali aku melirik wajah Mas Rama, ada segurat senyum di bibirnya. Apa dirinya menikmati berjalan, berpayungan bersama mantan kekasihnya ini. Aku pasti sudah gila. Cerpen Karangan Rizki Nuramalia Blog / Facebook Kiki Cerpen Aku Kembali Bersama Mantan Kekasihku Part 1 merupakan cerita pendek karangan Rizki Nuramalia, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Better Than You Part 1 Oleh Sahaq Alby Mendung sore ini begitu sendu, aku tenggelam dalam lamunan rintik hujan. Merindu seseorang yang sudah tak ada di sampingku, teringat memori dimana aku dan kamu berlari untuk mencari tempat Janjimu Oleh Tri Kisah cintaku, sebuah lagu dari band terkenal yang menceritakan kisah cinta yang begitu memilukan, seperti halnya kisah dalam hidupku. Pagi hari itu aku bangun seperti hari-hari biasa sebelumnya, disaat Catching Lyn Dwilogi Part 1 Oleh Yvonemelosa Aku menatap wanita yang saat ini duduk di hadapanku. Aura kecanggungan terasa pekat menyelimuti. Ia masih tampak sama sekaligus berbeda. Wajahnya masih tampak imut bagiku, seakan waktu berhenti disekitarnya. 7 Alasan untuk Hidup Part 1 Oleh Mella Amelia Akankah manusia takut saat hari kiamat tiba? mungkinkah mereka bisa berlari menghindari sang maut yang siap mengakhiri hidup indah mereka? Apakah mereka akan teriak, menangis, bahkan memohon diberi perpanjangan Kisah Baru Oleh Dian Islammiyati Ini merupakan gelas keempat berisi teh hangat yang ia pesan semenjak tiga jam yang lalu. Nina bahkan tidak peduli pada punggungnya yang terasa pegal ataupun perutnya yang sudah terasa “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"

VideoTikTok dari DididEsty (@didid098): "Kenangan saat bersama mantan terindah, #indosat #travellingfun #hongkong #singapore #malaysia #saudiarabia". Travelling Song. Kisah romantis tentang kenang terindah bersama mantan kekasih adalah cerita mini atau cermin yang menceritakan prihal kehidupan saat-saat bersama pujaan hati di desa tapi karena tak ada restu, kenangan indah bersama kini hanya menjadi kisah masa lalu yang tak cerita romantis dalam cermin kenangan dengan mantan, apakah didalamnya terdapat kata kata buat mantan tersayang menyentuh hati atau contoh pesan untuk mantan yang bikin sedih dan nangis, selengkapnya disimak saja cerita mini berjudul "sesederhana kamu" dibawah romantis Sesederhana KamuLelaki kecil yang dulu kerap mengajakku melintasi pematang sawah untuk mencari rumput atau hanya sekedar bermain di sungai itu kini telah terlihat dew^sa, aku melihatnya siang tadi, aku melihatnya tersenyum tanpa melambaikan tangan, hanya tersenyum, lantas ingin mengenangnya sejenak, sebentar saja.*****Hampir tiap malam dia datang, membawa singkong dan kayu bakar untuk membuat perapian di halaman bakar, makanan yang paling aku suka ketika itu, entah karena rasanya yang nikmat, atau karena lelaki itu yang membakarnya. Dia membakar dengan sesekali mengulas senyum, kadang ada sentilan di ujung hidung saat aku memberikan muka cemberut karena singkongnya tidak matang-matang."Sabar, Pi. Sebentar juga matang, kalau kamu cemberut gitu, aku jadi gak fokus bakarnya," tuturnya pelan tanpa melepas senyum dari bibir, menarik lesung pipit di sebelah berapa lama, dia mengambil satu singkong dari perapian, mengupasnya pelan-pelan, memegang ujungnya seolah memastikan bahwa singkong itu siap untuk aku makan tanpa membuat mulutku kepanasan, dia memotong ujungnya lalu memberikan satu suapan ke mulutku, lalu memasukkan satu gigitan ke mulutnya, berulang kali seperti itu sampai singkongnya tak banyak bicara, aku lebih senang mendengarnya bercerita tentang ternaknya, tentang mimpi-mimpi kecil dalam hidupnya, sambil sesekali menatap mata yang membuatku jatuh cinta itu, cinta saat usia dia bernyanyi, berlomba dengan desah angin yang mulai menggerayangi sunyi, suara bariton yang kini kerap kurindu, suara yang juga sering meneriakkan namaku di hamparan sawah yang luas hingga suaranya menggema, membuncahkan debar yang ingin kuredam."Suatu saat kita akan menikah. Punya 3 anak yang lucu, 2 orang mirip aku dan satunya mirip kamu." Bukan sekali dua kali dia mengucapkannya, seolah dia yakin bahwa suatu hari nanti aku dan dia akan menjaring waktu bersama. Menyuapi purnama dengan kata-kata mesra dari balik jendela kamar kita di lantai dua."Kenapa cuma satu yang mirip aku? Nggak adil!" Kembali kupasang muka cemberut, dia mendekat, mengusap ujung kepalaku."Aku cuma minta 2 wajah yang mirip aku, karena aku ingin ketiga anakku menuruni sifat ibunya, semua yang kamu miliki akan dimiliki anak kita, kalau seperti aku bisa kacau, aku malas belajar, aku tidak bisa matematika, tidak bisa menulis puisi, tidak bisa ...." Dia menghentikan ucapannya, sudut bibirnya kembali melengkung."Kamu cukup mencintaiku seperti ini, Ra." Aku melanjutkan ucapannya yang terpotong. "Tetaplah seperti ini sampai akhir nanti." Aku mengusap mengangguk, memberikan ujung kelingkingnya untuk dikaitkan dengan kelingkingku, bagai membuat isyarat tentang janji untuk kami sepakati suatu hari nanti.*****Ternyata sudah belasan tahun berlalu, namun episode itu tidak pernah bisa kuhapus dari ingatan, perasaan cinta yang begitu yang menyapa tanpa kupinta, kamu yang mendekap saat aku sekarat, kamu yang selalu ada saat dunia menganggapku takdir bukan untuk kita, halaman rumah itu tidak pernah bisa kusulap menjadi istana, bukan karena kita pecundang, tapi karena restu yang tak pernah kita senyummu hari ini, melihat segala sederhana yang pernah kucari, masih adakah tersisa? Untukku, seperti sesederhana kamu mencintaiku, tanpa meminta ini dan itu, memberi tanpa berharap menerima, di sana kulihat ada cinta yang hari ini, masih sama dengan belasan tahun lalu, saat kau menyentil ujung hidungku, saat usapan tanganmu di kepalaku, itu ... Sesederhana kamu dan 011020****** Kaliini kita pengen memberikan kutipan beberapa lagu yang pas dinyanyikan buat mantan. 1.ST12 – Aku Masih Sayang. Buat yang belum move on dan masih sayang sama mantannya, lagu ini bisa buat menemani saat-saat kamu inget dia. Kalau kamu pengen jujur sama perasaan kamu sendiri, bisa kok kamu nyanyikan lagu ini buat dia yang masih kamu sayangi. Cerpen Karangan An RiskaKategori Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Perpisahan, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 1 March 2015 Liburan pun tiba… “Pagi yang cerah untuk hati yang cerah pula” Teriak Icha menyambut hari pertama liburnya. Hari itu ia akan brangkat ke kampung halamannya di daerah yang jaraknya lumayan jauh. Bergegas Icha mandi siap-siap. Liburan ini sangat berbeda dengan liburan-liburan biasanya, karena Icha akan bertemu dengan sang pujaan hati. Hubungan mereka memang masih baru, tapi karena jadiannya pun tidak sengaja melalui pesan singkat. “Cha, udah punya pacar belum?” Tanya Handar iseng. “Eh, kenape lu tanya-tanya? Lu naksir ya ama gua?”. “Eh iya, eh bukan gitu maksud gua gini, kenapa gak kita coba aja buat pacaran. Ntar kalo kita udah nemuin pasangan yang tepat kita bubar secara baik-baik. Gimana menurut lu?”. “Pacar Kontrak maksud lo?”. “Iya, gimana Cha mau gak lo?”. “Em, oke deh siapa takut…” Dari situ lah awal pertama mereka jadian, mereka lalui dengan penuh suka gak ada duka-dukanya. Sampai pada akhirnya Icha merasa ada yang aneh pada dirinya begitupun Handar. Ternyata tumbuh rasa saling jatuh cinta di antara keduanya. karena tak ingin mempermainkan Cinta akhirnya mereka sepakat untuk meresmikan hari jadi mereka. “Aku mau buat kejutan ah sama Handar, pasti Handar kaget kalau tiba-tiba aku udah disana”. Ujar Icha dalam hati, tak pernah Icha merasa sebahagia ini. Padahal kalau diitung-itung ini bukan kali pertama lho dia pacaran. Tak terasa petang pun sudah mulai hilang dan berganti malam. “Akhirnya sampe juga di rumah tercinta, hmm.. mau ngasih tau sekarang atau besok ya, kalo aku ada disini? Besok aja deh!” Rasa tak karuan di hati Icha, sampai-sampai dia tak sadar kalo mama keheranan melihat tingkah anak gadisnya itu. Paginya, Icha sengaja bangun paling awal dan langsung meraih hp lalu mengetik pesan. “Beib bangun, cepet sana solat subuh dulu! Kamu hari ini sekolah gak? Ketemuan yuk!”. Cepat-cepat dia langsung mengirim pesan. Nada pesan di hp Handar berbunyi. “Dari Icha? Tumben dia duluan yang sms pagi-pagi.” Setelah membaca pesan dari Icha, Handar langsung cepat-cepat menelepon Icha. “Hallo beib, tumben telpon.” Sapa Icha. “Beib kamu beneran ada disini? Kapan dateng? Kok gak ngabarin aku sih?”. Tanya Handar panjang lebar kali tinggi. “Waduh waduh, satu satu dong beib nanyanya bingung tau jawabnya. Iya aku disini, sampe tadi malem. Sengaja, biar surprise” jawab Icha simple.”Ya udah ntar jam 10 aku tunggu kamu di jembatan ya soalnya aku siang mau pergi” jawab Handar dari sebrang telepon. “Loh, loh kok gitu sih beib, aku kan baru dateng, masa udah mau ditinggal aja sih”. “Maaf beib, aku mau ada kejuaraan di Palembang gak lama kok. Kamu masih lama kan disini?”. “Iya beib masih lama kok, beib mangganya jangan lupa!” Tagih Icha.”Iya Cinta gak lupa kok”. Icha buru-buru mandi dan dandan. Ups jarang-jarang tuh Icha dandan. setelah selesai Icha buru-buru memasukkan alat make up nya ke dalam tas, takut luntur di jalan. Jadi harus tetep dibawa. Namanya kencan pertama, walaupun dulu sering bertemu tapi yang kali ini kan statusnya beda. Pertemuan pertama cukup berkesan, ternyata kencan pertama Icha gak begitu malu-maluin kok malah dibilang cantik sama Handar. Tapi ketemunya cuma bentar, abis ngasih mangga Handar langsung pamit pulang karena dia mau packing buat ke palembang nanti siang. Sedih sih sedih, tapi mau digimanain lagi namanya juga tugas negara. Ce ile udah kaya pejabat aje. 5 hari berlalu begitu saja, biasa-biasa saja, dan nothing special. Gimana enggak? selama ditinggal si Handar kerjaan Icha cuma di rumah nonton tipi. Pas hari pertama pembukaan pasar malem dia sendiri sedangkan Ima dan Anti sama cowok-cowok mereka. Jadi deh si Icha kaya orang gila ngelilingin stan-stan sendirian, kalo gak ngebuntutin sahabat sama pacarnya. “Please beib cepetan pulang” rintih Icha dalam hati. Paginya ada 1 pesan dari Handar “Beib lagi dimana? Bisa jemput gak di alfa?”. Serasa mimpi percaya tak percaya secepat kilat dia mengambil kontak dan cepat-cepat pergi. Akhirnya honbeib pulang juga. Bisa kencan trus nih… Hari-hari Icha sekarang lebih berwarna setelah kepulangan Handar dari palembang. Hampir tiap malam mereka gak bosen-bosennya pergi ke pasar malam. Biar dibolehin mama, Icha ngajak salah satu adiknya untuk ikut. Hihi.. Dasar anak jaman sekarang banyak akal. Liburan pun berakhir Icha pun harus kembali karena tidak lama lagi masuk sekolah. Serasa tak percaya begitu cepatnya waktu berlalu. Tampak kesedihan di wajah Handar, Icha yang tak ingin pacarnya sedih senyum dan berkata. “Kamu gak boleh sedih beib, aku gak lama-lama kok disana. Nanti setelah UN selesai aku pasti balik lagi kok, tapi janji gak boleh nakal kalo gak ada aku.” Ingin rasanya Handar menitikkan air mata, tapi itu semua gak mungkin. Dia harus terlihat tegar di depan Icha. “Iya beib, aku janji aku gak akan nakal disini”. Handar pun langsung memeluk dan mencium kening Icha. Paginya sms dari Handar “Hati-hati ya sayang, jaga diri kamu baik-baik. Inget pesen aku, kalau kamu udah mulai jenuh pacaran jarak jauh sama aku. Inget saat kita bersama”. Air mata Icha pun tak dapat dibendung lagi. Berat rasanya untuk kembali. UN pun di mulai.. Sebelum masuk kelas Icha menyempatkan diri untuk membaca 1 pesan dari Handar. “SEMANGAT ya sayang ngerjain soalnya. Inget pesen aku! MENCONTEKLAH DENGAN BAIK DAN BENAR! 😀 “. Dasar Handar malah ngajarin yang gak bener. UN usai, akhirnya Icha sudah berada di kampung lagi, gak kerasa juga ya. Tapi semakin jarang Icha bertemu Handar walaupun dia ada disana. Handar masih sibuk sekolah, maklum pacaran sama adek kelas. Jadi Icha harus bisa ngertiin kondisi itu dan tidak mau banyak nuntut. Icha memang termasuk pacar yang pengertian. Jadi waktunya disana habis untuk main bareng Anti dan Tama teman Icha. Hari terakhir Icha disana akhirnya sama Handar juga, meskipun cuma nganterin pacarnya kerja kelompok tempat temannya, yang penting sama-sama pacar deh. Pulang dari rumah temannya Handar mengantar Icha pulang, tak disangka-sangka Handar mengeluarkan kotak kecil dari dalam tas nya. “Ini kado buat ulang tahun kamu kemaren, maaf ya beib aku telat ngasihnya”. “Ih, makasih ya sayang kadonya”. “Ya udah aku pulang dulu ya, besok hati-hati”. Seperti rutinitas biasanya malam sebelum pulang pasti Icha nangis gak tega ninggalin Handar lagi. Paginya matanya bengkak deh kaya digigit tawon. “Polusi lagi polusi lagi” keluh Icha dalam hati. Waktu berlalu tanpa ada yang istimewa. Hanya lewat telpon dan sms Icha mencurahkan rindunya kepada Handar. Akhir-akhir ini hubungan mereka kurang harmonis, Icha mewajarkan semuanya, orang yang sudah berumah tangga aja sering bertengkar apa lagi mereka yang pacaran pun baru beberapa bulan. Mungkin karena Handar lagi sibuk persiapan Ujian Semester, atau ada masalah keluarga. Hanya hal-hal positif yang bisa menenangkan hatinya saat ini. Malam minggu.. Icha diajak kak Lita untuk menemani dia ke rumah. karena buru-buru Icha sampai lupa membawa hp nya. Sepulangnya ada 7 pesan yang 3 pesannya dari Handar. Ternyata malam itu Handar lagi butuh teman berbagi, sangat disesalkan hp gak di bawa Icha. Icha langsung nelpon Handar. Tapi direject dengan Handar. Ternyata Handar sangat marah. Seminggu tanpa kabar dari Handar, Icha telpon gak diangkat di sms pun gak dibalas. Baru kali ini Anti melihat sahabatnya benar-benar sedih, uring-uringan, dan gak memiliki semangat hidup karena cowok. Berbagai cara Anti lakukan untuk menghibur Icha tetap saja tidak mempan. Malam minggu selanjutnya bertepatan hari anniversary mereka yang ke 7 bulan Icha merangkai kata-kata untuk di kirim ke Handar. Pukul sms itu langsung dikirim ke Handar. “Happy Anniversary ke 7 month sayang. Maaf kalau selama ini aku blum bisa jadi yang tebaik buat kamu. Semoga kita tetep long last ya sayang”. Di tunggu-tunggu tak ada balasan dari Handar, ingin rasanya Icha berteriak malam itu. Andai saja ia berada di tempat yang jauh dari keramaian akan ia luapkan semua isi hatinya. Belum selesai masalah seminggu yang lalu, wanita yang entah berasal dari planet mana sukses membuat semuanya benar-benar hancur. Ia menandai fotonya di dinding facebook Handar, Icha mengira Handar yang uplod foto itu. Timbulah salah paham antara keduanya, Icha mengadu dengan Anti, Anti yang kesal dan tidak terima Handar melakukan ini kepada sahabatnya mengirim kata-kata kasar kepada Handar. Handar sangat tersinggung dan langsung menelepon Icha. Menjelaskan yang sebenarnya. Icha mengira itu awal dari perdamaian mereka berdua. Tapi tidak disangka-sangka kata yang sangat menakutkan bagi Icha keluar dari mulut Handar. “Cha lebih baik kita PUTUS, aku rasa kita udah gak sejalan lagi. Dan aku yakin kamu akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dari aku yang enggak kekanak-kanakan kaya aku”. “Tapi Dar aku sayang banget sama kamu, kenapa kamu tega putusin aku gitu aja, apa kamu emang gak pernah sayang sama aku?”. “Icha, dengerin aku! Justru karena aku sayang sama kamu aku lakuin ini semua. Aku minta untuk yang terakhir kalinya kalau memang kamu sayang sama aku mulai malam ini berhenti menangis karena aku!!”. “Baik, kalau memang ini keputusan kamu aku terima. Tapi aku gak bisa janji untuk berenti nangis karena kamu”. “Maafin aku, walaupun kita gak pacaran lagi kita masih bisa berteman kan? Dan semua yang udah kamu kasih ke aku akan aku simpan baik-baik karena pemberian dari kamu semua berharga untuk aku”. “Iya, makasih Dar kamu udah memberi banyak warna di hidup aku, aku bahagia aku lega akhirnya kamu memberikan jawaban atas kebisuan mu selama seminggu ini, walaupun jawabannya jauh dari harapanku. Tapi satu yang harus kamu tau kamu adalah MANTAN TERINDAH KU”. “Iya makasih juga atas perhatian, dan kesabaran kamu selama ini ngadepin aku. Udah ya Icha boncel jangan nangis lagi ya! Sekarang kita teman 🙂 “. “Iya , teman ’ !!!” End Cerpen Karangan An Riska Facebook an_rizcha[-at-] Nama An Riska TTL Bumi Dipasena Sejahtera, 14 April 1995 Hobi Menulis, Baca Novel, Nyanyi Alamat gg by pass raya, No 42 R Basa, Bandar Lampung Cerpen Mantan Terindah merupakan cerita pendek karangan An Riska, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Misteri Kepergianmu Oleh Katrina Maura Gia Di tahun ini aku memasuki kelas 8 semester 2, namaku Rayya anita diana dipanggil Rayya, aku bersekolah di SMPN 01, kelas 8A. Aku memiliki sahabat bernama nia aurelia dipanggil Kakak Kelas, Ku Tetap Menunggumu Oleh Rismaya Nur Septiani Kucurahkan semua keluh kesah dan suka duka pada kertas putih yang ditulis dengan tinta hitam. Keluarga, sahabat, orang terdekat, dan juga dia. Namaku Anisa ulfah, kelas 12 yang memiliki Sederhana Oleh Visa Sederhana adalah satu kata yang dapat mengajarkan kita untuk tidak berlebih-lebihan. Berada di sekolah sederhana, rumah sederhana, sebuah kehidupan yang serba sederhana, itu ada pada keluarga Ghuca. Ghuca adalah Hanya Sekedar Oleh Sekar Pinestri “Kit!” Nikita menoleh dan mendapati sang sahabat dekat, Dito, berjalan ke arahnya bersama Lucas, Safi, dan Tiara. Ia tersenyum, melambai sebagai respon dari panggilan tadi. “Hai, semuanya,” sapa Dito The Champion Oleh Belinda Septia Dalam heningnya musim panas, gue asik dengerin lagunya Daniel Bedingfield yang berjudul If you’re not the one, dan lagu ini bener-bener bikin gue sedih banget, yah sedih, sedih karena “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Postsabout cerpen misteri written by annisadama. Cerpen ini aku buat di tahun 2009 pas aku masih SMA,pas sekitar masih kelas dua SMA. cerpen ini satu-satunya cerpen genre horor yang aku buat,karena jujur aja aku ini orangnya penakut tapi memberanikan mencoba membuat cerita bergenre horor hahaha.Dan waktu nulis cerita cerpen ini,aku berani nulis pas Kata orang mantan terindah itu tidak ada. Karena jika dia memang yang terindah maka tak akan jadi mantan. Huh! Awalnya aku memang mempercayai kata-kata itu, tapi sepertinya itu tak berlaku sekarang. Kini yang aku percaya itu bahwa Rafa adalah mantan terindah. Jadi kronologinya begini. Setelah aku selesai makan malam, aku memutuskan untuk membuka akun Instagram milikku sebentar. Niatnya tadi aku hanya ingin melihat-lihat akun artis Thailand kesukaanku, tapi semuanya itu buyar akibat satu postingan mantan. Mantanku itu memposting foto pemandangan malam hari di sebuah kedai kopi terkenal. Jelas aku masih ingat sampai sekarang bahwa itu adalah tempat kami pertama kali bertemu dulu. Yang membuat postingan itu berbeda adalah caption yang dituliskannya pada foto itu. "I miss you so bad." Dengan memberanikan diri aku mencantumkan komentarku pada postingannya. Hanya emoticon senyum memang, tapi beberapa detik kemudian langsung muncul pemberitahuan bahwa dia menyukai komentarku. Tak berhenti sampai di situ, dia juga mengirimkan direct message padaku. Seketika itu aku menjerit dan aku diomeli ibu. Singkat cerita kami pun melanjutkan acara chattingan itu menjadi acara telponan. Bertukar kabar, menanyakan bagaimana kegiatan sehari-hari, perihal pekerjaan dan hal-hal random lainnya sampai kepada perasaan. Aku sebenarnya merasa risih akan pembahasan itu, tapi rasa penasaran ku lebih besar. "Jujur, sebenarnya aku masih belum rela kita berakhir." Hening. Aku tak membalas ucapannya. Rasanya lidahku kelu. "Maaf membuatmu risih. Tapi aku memang jujur, Na." Dia melanjutkan ucapannya. Aku mengangguk meskipun aku tahu dia tak melihatnya. "Iya." Hanya kata itu yang terucap dari bibirku. Hening-lagi. Aku melirik jam bergambar bendera Thailand di nakas. "Sudah malam banget, aku sepertinya sudah mengantuk." "Oh oke," ucapnya dari seberang sana. Tapi ucapan Rafa selanjutnya membuatku tak bisa berkata-kata. "Besok aku jemput ya, aku antar sampai kantor. Jangan lupa berdoa, selamat tidur." Telepon terputus. Rasanya aku seperti menang lotre, aku uring-uringan. Guling menjadi wujud kebahagiaan ku. Saking gemas dan bahagianya aku tak berhenti menjerit nggak jelas. Akhirnya ibu masuk ke kamar dan mengomeli ku. Ya Tuhan, aku bahagia sekali. Akankah aku mimpi indah malam ini? Ah, semoga saja. "Good night mantan terindah." *** With love, Vicachuuu Seakanakan semua rahasia. Oh, kebodohan antara kita. Jadi kenangan manis. [Chorus] ’Tuk sementara sampai berjumpa. Bersama-sama bercanda lagi. Kenangan manis di hari ini. Jadi alasan untuk
Cerpen Karangan Fanny Amelia AnandaKategori Cerpen Anak, Cerpen Perpisahan, Cerpen Persahabatan Lolos moderasi pada 16 August 2014 Hari-hari ku begitu bermakna saat aku melewatinya bersama sahabat-sahabat yang ku sayangi. setiap hari aku selalu menghabiskan waktu bersama mereka. Besok adalah hari pertama liburan semester, kira-kira liburan ini aku mau kemana ya bersama teman-teman ku? mungkin kita kumpul-kumpul bareng dan bersenang-senang bareng deh. Keesokan harinya aku dan sahabat ku yang bernama zahra bercerita di tempat kami biasa berkumpul bersama. di sana ia bercerita kalau seminggu lagi ia bakalan pindah ke manado. “fann kayaknya minggu-minggu ini aku mau pindah deh” “kemana?” tanyaku penasaran “ke manado” “ngapain? kok cepet banget sih” “gak tau” Aku terdiam dan tiba-tiba dan memikirkan sesuatu. “kenapa kamu pindah secepat ini zar? aku baru ngerasain sahabatan sama kamu cuma sebentar, walau ada sahabat ku yang lain tapi yang bisa memahami aku cuma kamu.” Tiba-tiba zahra mengagetkan ku “hayo… kamu lagi ngelamunin apa?” “apaan sih zar” “oh iya dari kemarin aku mau bilang sama kamu besok aku mau pulang kampung” “ngapain?” “gak tau deh orangtua aku yang tau” “sampe kapan?” “kira-kira 5 hari, setelah pulang besoknya aku siap-siap berangkat ke manado. trus besoknya lagi langsung berangkat” Aku hanya bisa sedih saja. rasanya aku gak rela buat melepas kepergiannya. rasanya air mata ini ingin menetes begitu saja. tapi aku tahan karena aku gak mau bersedih di depan sahabat ku. “aku di sana cuma 5 tahun. abis itu aku ke sini lagi” katanya “janji ya?” “iya. tar kalo aku udah kesini orang yang pengen pertama aku temuin yaitu kamu” “awas ajah kalo kami ingkarin janji ke aku” “gak bakal” Tiba esok hari sahabat ku pun pergi ke kampung halamannya, hari-hariku terasa begitu sepi tanpa dia. Hari terus berganti sepi pun terus membayangi ku. 5 hari ku tanpa kehadiran sahabat Tiba saatnya ia kembali dari kampung halamanya. rasa senang menyelimuti hati ku, akhirnya sahabat ku balik lagi ke sini. tapi hari ini adalah hari terakhir bersamanya. Hari ini aku ingin menghabiskan waktu terakhir bersamanya. hari ini aku jalan-jalan bersama zahra dan yang lainnya. di sana aku bercanda-canda bersama mereka, hari ini begitu sepesial untuku. Seketika sedang bersenang-senang zahra pun ditelepon dan disuruh untuk pulang untuk membeli barang-barang utuk besok pergi. “fann maaf aku disuruh pulang sama orangtua ku untuk membeli keperluan untuk besok” “iya zar gak papa” padahal hati aku kecewa banget tapi tak apa lah Zahra pun pulang aku pun juga begitu Hari ini adalah hari dimana sahabatku benar-benar pergi meninggalkan aku dalam waktu yang cukup lama. Hari ini aku tidak libur karena ada pelajaran tambahan dari siang sampai sore. oleh karena itu aku kecewa karena gak bisa lihat kepergian zahra. aku terus memikirkan itu hingga akhirnya aku gak konsen sama sekali. Akhirnya aku pulang dari sekolah dan langsung ke rumah zahra, ternyata ia udah berangkat dari 1 jam yang lalu. tiba-tiba salah satu teman ku menghampiri ku dan memberikan sebuah surat. “fann, ini surat buat kamu dari zahra” “oh makasih ya” “iya sama-sama” Aku membuka secara perlahan dan membacanya “fan, maaf aku gak bisa di samping kamu kaya dulu lagi. maaf karena aku gak bisa lindingi kamu lagi. Aku harap kamu jadi anak yang baik ya buat orangtua kamu. jangan lupain aku ya. Walau jauh kita kan masih bisa komunikasi lewat hp kalo gak jejaring sosial. aku masih ada kok di hati kamu. jaga persahabatan kita ya. i love my best friend” Gak tau kenapa rasanya dada ini begitu sesak tak terasa pipi ini sudah basah dengan air mata ku. aku menuju rumah dan langsung meluapkan kesedihan ku. “zar walau aku sama kamu jauh kamu akan tetep jadi sahabat aku kok. makasih ya karena kamu udah ngasih yang terbaik buat aku. aku bakal kuat ngelewatin hari-hari tanpa mu” kataku dalam hati Aku tetap menjalani semuanya seperti janji aku kepada zahra. i miss you ~ SELESAI ~ Cerpen Karangan Fanny Amelia Ananda Facebook Fanny Amelia Ananda Cerpen Kenangan Terindah Bersama Mu merupakan cerita pendek karangan Fanny Amelia Ananda, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " My Childhood Friend Is A Mermaid Oleh Rabiatul Adawiah Pagi itu.. Aku duduk di kamarku yang sangat sunyi, yang ada hanya aku dan cahaya mentari yang indah. Aku menatap jendela kamarku, seraya mengingat kenangan singkat masa kecilku yang Pergi ke Tanah Suci Oleh Adelia Shiffa Fajariani Halo perkenalkan namaku Rachel. Aku bercita-cita ingin membawa kedua orangtuaku ke Mekkah, Arab Saudi. Tapi rasanya itu mustahil. Butuh berpuluh-puluh tahun untuk menabung uang. Orangtuaku bekerja sebagai penjual nasi Mantan Bertahan Dengan Rasa Sakit Oleh Ditha Nurmala Gue punya pacar bernama rian saputra, Mulanya kita sebatas teman kerja… Berawal dari kebencian gue sama dia, yg padahal gue sendiri ga tau kenapa gue sangat membenci dia. Saat Embunku di Atas Karya Tuhan Oleh Fadli Anas Sudut ini membuatku sempit untuk melakukan gerakan-gerakan indahku, “arrrgh, kenapa, hanya aku Tuhan…! Hanya aku yang berbeda dengan mereka, lincah, tanpa sadar mereka sekarang berbicara seenaknya di depanku, aku Perjuangan yang Terbuang Sia Sia Oleh Salsa Nurul Aisyah Aku, Adinda, dan Laura adalah 3 sekawan yang sangat akur, kalaupun berantem palingan juga sehari gak lebih. Karena kami telah bersahabat sejak lama kami merasa bosen kenapa persahabatan kita “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
  1. Еቯыз шፑվ
    1. Ецаչ ቀխֆестθλ ерևчፑ щ
    2. ወգо դеպθ
  2. Снуψωвре всоቩሊፋаву
  3. Осрыկաнኮ թէбешኇцуցа
    1. О нጢч еմиш
    2. Αпсаքոድ сувኧ ςωጋ поբо
Sementaramereka pergi berlalu kerumah makan didekat sekolah, aku berjalan bersama beberapa teman-teman ku ke Mushollah sekolah untuk sholat. Dimushollah aku melihat ada seseorang yang tidak asing bagi ku, Rizga cowok yang berhasil membuat aku melupakan mantan terindah sekaligus menyakitkan hatiku Angga. KENANGAN TERINDAH BERSAMA AYAH Malam ini aku teringat kepada seseorang yang sangat berarti untukku, dia adalah Ayah. Aku sejak berumur 10 tahun sudah ditinggal oleh Ayah. Kepergian Ayah membuatku sedih sekali. Semua itu karena Ayah harus pergi selama-lamanya menghadap Sang Pencipta. Allah sudah sangat rindu kepada Ayah sehingga aku harus berpisah dengannya. Ayah meninggal disebabkan oleh serangan jantung secara tiba-tiba disaat sedang berwudhu untuk melaksanakan shalat Ashar. Sore hari, begitu adzan Ashar berbunyi memanggil semua orang untuk beribadah, Ayahku langsung pergi mengambil air untuk berwudhu. “Ayah, mau berwudhu?!” tanya Aku “Iya!” jawab Ayah “Jangan lama-lama ya!” “Oke sayang!” BRUG !!!!! dengan suara yang keras “Astagfirullah!!!! Bu.....tadi di dalam ada suara yang keras sekali, seperti ada yang jatuh!” ucap Aku dengan terkejut sekali “Iya, ibu juga kaget sekali!” jawab Ibu dengan memegang dada “Coba dibuka bu!” “Ayah......Ayah........!” panggil Ibu dengan mengetuk pintu “Sini aku buka saja!” Begitu pintu dibuka. “Astagfirullah!!!! Ayah...... Ayah bangun!” ucap Ibu dengan rasa terkejut “Ayah....... bangun!” ucap Aku sambil menangis “Nak, tolong panggilkan siapapun yang ada di luar!” suruh Ibu kepadaku “Baik bu...... Aku pun segera berlari memanggil para tetangga seperti yang ibu suruh. Hingga akhirnya mereka masuk dan langsung mengangkat Ayah memindahkannya ke dalam kamar. Aku tidak tau apa yang terjadi di dalam karena banyak sekali tetangga yang berdatangan. Sehingga datanglah Pak Ustadz yang baru selesai shalat Ashar. “Assalamu’alaikum!” salam Pak Ustadz “Wa’alaikumsalam. Masuk Pak Ustadz!” suruh Ibu dengan wajahnya yang penuh air mata. “Iya....!”jawab Pak Ustadz Aku penasaran sekali ingin melihat keadaan di dalam. Walaupun banyak tetangga berkumpul aku tetap memaksakan diri masuk ke dalam dengan berdesak-desak. Begitu kulihat ternyata Pak Ustadz sedang mengobati Ayah. Entah itu dibacakan do’a atau hal lainnya. Aku sebenarnya tidak menyangka akan seperti ini sehingga Aku memohon kepada Allah agar Ayah baik-baik saja. Beberapa menit kemudian, tibalah seorang dokter yang baru saja dihubungi oleh ibu lewat telepon. Ibu menyuruhku untuk menunggu di luar karena Aku masih di bawah umur. Aku kesal sekali ibu tidak mengizinkanku masuk ke dalam. Tetapi karena Aku penasaran sekali untuk mengetahui kondisi Ayah, Akupun melihat dari jendela kamar. Saat kulihat ternyata dokter sedang memegang tangan Ayah memeriksa denyut nadinya. Begitu dilepas kembali, dokter menggelengkan kepalanya dan ternyata Allah berkehendak lain. “Bu anda yang sabar ya!” ucap Dokter “Maksud dokter!” tanya Ibu “Maaf......suami anda sudah tidak bisa tertolong, karena denyut nadinya sudah tidak berjalan. Jadi sekali lagi saya minta maaf bu!” “Innalillahi Wainna Ilaihi Roji’un!” ucap Pak Ustadz “Ayah!!!! Ayah bangun......!!” ucap Ibu sambil menangis dan membangunkan Ayah Aku sungguh tidak menyangka bila Ayah akan pergi meninggalkan kami secepat ini. Akupun masuk membuka pintu untuk melihat Ayah. Dan begitu kulihat sendiri ternyata wajah Ayah pucat sekali, badannya terasa dingin, tangan pun keram. Sebenarnya Aku tidak siap untuk ditinggal oleh Ayah. Jika Ayah sudah pergi siapa yang akan menemaniku, mengajariku dan menghiburku. Air mata ibu yang terus mengalir membuatku ingin sekali menghiburnya, meski Aku sendiri sangat sedih. Ibu yang begitu sayang sekali kepada Ayah, segera menghubungi orang tuanya yaitu kakek dan nenek. Tidak lupa dengan saudara-saudara jauh. Sambil menunggu kedatangan mereka Pak Ustadz pun menyuruh ibu mempersiapkan tempat untuk memandikannya. Sedangkan Pak Ustadz mengumumkan di masjid dengan menggunakan pengeras suara yang biasa dipakai untuk adzan. Beberapa menit kemudian, tepatnya pukul akhirnya datanglah kakek, nenek dan saudara. Kakek dan nenek sedih sekali melihat Ayah terbaring tertutup kain sehingga nenek pun membukanya dan mencium kening Ayah. Setelah berkumpul semua Ayah pun segera dimandikan dan dikain kafankan. Alhamdulillah banyak orang yang berdatangan untuk melayat Ayah dengan mendo’akannya. Karena waktu sudah tidak memungkinkan, akhirnya Ayah akan dimakamkan esok hari. Ayah kenapa harus pergi secepat ini. Takut rasanya saat mengingat masa laluku bersamamu. Setiap ku melihatmu yang telah tertutup oleh kain kafan, air mata ini selalu tak mampu berbendung. Tangis ini karena kerinduanku padamu. Rindu akan kasih sayangmu. Rindu akan tutur katamu. Dan rindu akan semua yang ada pada dirimu. ****************** Keesokannya, tibalah waktu dimana saatnya mengantarkan Ayah ke pemakaman menggunakan keranda dengan diantar oleh banyak orang. Begitu sampai di tujuan, Aku tidak dapat menahan rasa sakit ini terutama ketika Ayah dimasukkan ke dalam tanah dan ditutup kembali oleh tanah sehingga yang Aku lihat terakhir kali hanyalah kayu bertuliskan nama Ayah yang ditancapkan di atas tanah dengan dipenuhi taburan bunga. Ayahku tersayang, walaupun Ayah sudah pergi selama-lamanya. Aku akan selalu mengirimkanmu do’a, agar Ayah tenang dan ditempatkan di tempat yang lebih baik, kasih Ayah atas segalanya yang sudah kau berikan untukku. Terima kasih juga Ayah untuk waktunya. Aku tidak akan melupakan semua kebaikan dan kenangan-kenangan terindah bersamamu. Selamat jalan Ayah, engkau akan selalu ada dihatiku. KenanganQuotes. Quotes tagged as "kenangan" Showing 1-30 of 82. “Kenangan itu cuma hantu di sudut pikiran. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia akan tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.”. ― Dee, Perahu Kertas. tags: kenangan. 42 likes.
Sebuah Karya M. Gilang RiyadiSumber salah paham, bukan berarti aku tidak bisa move on. Aku sudah mampu melupakan dia sejak setahun lalu, bahkan sempat juga menjalin hubungan dengan perempuan lain meski akhirnya akan kuceritakan memang tentang dia, semata-mata karena pagi tadi aku dihubunginya untuk bertemu di tempat ini. Well, dulu tempat ini memang menjadi spot favorit kami, yaitu toko bunga yang di dalamnya terdapat kafe putus? Ya, biasalah, ada beberapa prinsip yang tak sejalan dengan pribadi masing-masing. Kami putus baik-baik juga. Tak ada drama, pertengkaran, atau air mata. Ups, maaf. Untuk poin terakhir sebenarnya memang terjadi. Lagipula, siapa juga yang tak akan menangis ketika hubungan yang terjalin tiga tahun pada akhirnya kandas?Oh, itu dia sudah berambut panjang ini membawa sebuah kotak ukuran sedang yang langsung disimpan di permukaan meja. Aku mencoba menebak sebelum membukanya. Dan ternyata benar, isinya barang-barang yang dulu pernah kuberikan untuknya. Kami saling tatap kemudian.“Kamu masih bisa simpan ini,” kataku menolak halus.“Naren, tolong ngerti sekali ini aja.”Aku mengerutkan kening, menatapnya dengan tidak bersahabat karena sedikit tersinggung.“Coba jelaskan di bagian mana aku nggak pernah mengerti kamu?”“Dengar, aku ke sini bukan untuk berdebat.”Tak lama, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ah, undangan pernikahan. Sangat mudah nama dia dan seorang lelaki yang menurutku asing ketika membacanya. Kurang lebih sebulan lagi hingga hari bahagia itu tiba. Apa aku akan datang? Masalahnya aku tak bisa datang seorang diri di pernikahan hanya sebentar duduk di sini. Minuman yang sudah dipesan sebelumnya pun hanya dihabiskan setengah, meninggalkan aku sendiri bersama barang-barang penuh kenangan yang seharusnya tak perlu lagi aku satu tempat lagi yang menjadi favoritku. Bangunan tua terbengkalai yang lokasinya cukup jauh dari jalan utama. Tingginya sekitar 7 lantai. Biasanya tempat ini aku datangi ketika sedang ada masalah. Entah itu sedih atau marah sekalipun. Lantai paling atas adalah tempat terbaik untuk teriak dan melepaskan yang diberikannya tadi ikut kubawa sampai ke lantai paling atas. Di sana aku pikir hanya sendirian, tapi aku salah dan tak menduga ternyata perempuan itu sudah duluan sampai. Sedang menatap kota dari tempat yang menyadari kehadiranku karena langkah kaki yang menaiki tangga memang terdengar jelas. Kami bertatapan beberapa saat sembari aku menaruh kotak ini di permukaan lantai yang penuh debu. Jeda sejenak, sampai ia mendekat.“Apa yang terjadi?” tanyaku dengan tatapan tajam.“Tawaran kamu dulu apa masih berlaku?” Dia justru bertanya balik, dengan sorot mata yang aku membawa ingatan ke beberapa tahun lalu ketika kami berdua masih menjalin hubungan dan bekerja di satu tempat yang sama. Ketika benar-benar ingin membawa hubungan ini ke yang lebih serius karena mengingat usiaku kala itu hampir menyentuh kepala tiga, ada beberapa tahap yang harus kami aturan perusahaan disebutkan bahwa tidak boleh ada karyawan yang terikat keluarga, termasuk soal pernikahan. Intinya, salah satu harus mengalah.“Sebentar lagi aku dapat promosi. Jelas aku nggak bisa resign.”“Aku nanti akan jadi kepala keluarga, lho. Jadi aku berhak menentukan mana yang terbaik untuk kita.”Perdebatan itu tak berlangsung lama. Akhirnya dia yang memilih untuk mengundurkan diri dan menyetujui beberapa alasan yang aku sampaikan. Tapi kami tak sadar bahwa ada tembok yang lebih besar akan tetap menghalangi hubungan ini, apapun ceritanya.“Nggak gini cara mainnya. Kita sepakat untuk mengakhiri hubungan sejak dua tahun lalu. Aku berhasil move on, dan kamu tiba-tiba datang ketika akan menikah, lalu malah berbalik menagih janji yang pernah aku tawarkan. Di mana akal sehat kamu?”Aku tidak pernah seemosional ini di depannya. Tapi sikapnya yang di luar dugaan benar-benar membangkitkan kembali kenangan yang sudah tertidur lama. Tak seharusnya semua ini terjadi.“Aku nggak bisa menikah hanya karena tuntutan kelurga! Aku nggak bisa dijodohkan seperti ini.”Sekarang ia menangis. Tapi aku tak bisa luluh dengan cara seperti ini, terlebih jika ia menginginkan aku untuk jadi pendamping hidupnya.“Itu bukan urusan aku! Dan aku nggak mau terlibat dalam drama yang kamu buat. Paham?”Aku meninggalkannya bersama kotak berisi kenangan kami. Ketika menuruni tangga, dia menyusul dengan terus memanggil namaku. Aku tidak mempedulikannya, terus turun hingga ke lantai 3, sampai akhirnya ia memegang tangaku untuk menghentikan langkah.“Luar negeri? Kamu yakin?” Ia masih tampak ragu ketika aku menyarankan negara lain untuk tempat kami menikah nanti.“Yakin, dong. Aku udah menyiapkan semuanya kok. Kamu mau, kan?”“Aku… harus diskusi dulu sama keluarga.”Diskusi itu pada akhirnya tak berjalan sesuai rencana. Keluarganya tak mengizinkan apapun cara dan alasannya. Maka, malam itu di dalam mobil di hari Sabtu, aku memiliki sebuah ide gila.“Kita nggak perlu restu orang tua kamu, karena kita bisa membangun keluarga yang baru cukup berdua aja.”“Naren, itu ide gila.”“Take it or leave it?”Aku sadar bahwa malam itu telah memberikan pilihan yang seharusnya tak dipilih. Sejak awal, aku dan dia tak perlu memiliki hubungan spesial. Dulu pun aku berpikir bahwa ada alasan lain mengapa Tuhan mempertemukan kami. Namun sekarang aku tahu bahwa apa yang dipertemukan bukan berarti untuk ketika datang ke rumahnya saat Hari Raya benar-benar menamparku keras. Aku terpaksa menyembunyikan kalung salibku untuk tetap menghargai keluarganya. Begitu pula ketika ia disambut oleh keluargaku saat Hari Natal tiba. Meski terlihat bahagia satu sama lain karena bisa berkumpul, sering kali ia tak bisa menikmati sajian yang keluargaku buat karena bertentangan dengan hari ini ketika ia berusaha menahanku, aku melepaskannya kuat, lalu kutatap sekali lagi matanya.“Tolong… jangan ganggu… hidup aku lagi…” kataku pelan namun dengan penuh penekanan. “Aku udah berhasil melewati semua ini, kamu juga pasti bisa.”Ia tak menjawab dan hanya menundukkan kepala. Tak lama, kudengar tangisannya yang mulai pada akhirnya, aku memilih meninggalkan meski ia masih tak stabil. Segera masuk mobil, lalu mengendarainya meninggalkan gedung tua ini. Aku menangis di perjalanan, sungguh, memutar kembali memori waktu itu dalam putaran lambat. Saat dia memilih mundur dari hubungan ini, juga saat aku dengan berat hati harus menyetujuinya.“Apa ini akhir dari segalanya?” tanyanya kala itu.“Aku nggak tahu,” jawabku dengan tatapan kosong, lalu meletakkan tanganku di telapak tangannya. “Jika pun ini akhir, setidaknya kita masih bisa hidup di kenangan masing-masing. Iya, kan?”Dan hari itulah yang menjadi patah hati terbesarku, berusaha sekeras mungkin untuk bisa lepas dari semua kenangan yang pernah terukir. Sampai akhirnya dia datang kembali ketika aku benar-benar telah mantan, aku memilih untuk pergi karena tak mau mengambil risiko yang lebih dalam lagi.*
25tahun yang lalu, 8 Juli 1995, Frater Bambang, putera daerah Pringsewu di Lampung, ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Tanjungkarang sendirian. Acara tahbisan berlangsung di GSG Way Halim, Lampung, bersama Tahbisan Diakon Frits Dwi Sapto Adi. Yang mentahbiskan Duta Besar Vatikan Mgr. Pietro Sambi dan Mgr. Andreas QuoteIni hanya cerita ilusi saja, penggunaan nama tokoh hanya rekaan saja, tanpa ada maksud tertentu. Setahun lebih telah berlalu.... Asbar tampak kurang bergairah menjalani hidupnya setelah berpisah dengan Widi setahun yang lalu. Asbar berusaha tuk move on namun tampaknya sulit sekali baginya. Seolah-olah dia sedang berjalan di jalanan yang penuh pecahan kaca. Sakit dan membuatnya menangis saat harus berjalan menapak ke depan. Senyum dan hangatnya pelukan sang mantan sangat melekat di ingatannya. Seolah-olah menempel erat di relung otaknya. Kini sang mantan telah menikah dengan orang lain pilihan orang tuanya. Meninggalkan Asbar dengan kesendiriannya. Para sahabat Asbar terus menyemangati dia tuk segera move on dari sang mantan. Mencari pasangan yang tepat dan merestart rasa cintanya kembali. Asbar memang telah berusaha tuk move on namun teori memang tidak seindah prakteknya. Dia telah beberapa kali membuka hati tuk orang lain. Namun selalu gagal karena begitu besarnya rasa cintanya kepada Widi. Setiap dia bersama pasangannya yang baru, perasaan hatinya selalu membandingkannya dengan sikap, kelembutan dan perhatian Widi. Seolah-olah hanya Widi yang paling mengerti dan memahami segala apa yang di butuhkannya sebagai seorang kekasih dan pelengkap hidupnya. "Mengapa aku sulit melupakanmu Widi !!". "Aku sudah berusaha keras dan berlari kencang meninggalkan kenangan kita berdua !!". "Namun engkau selalu mampu mengejar kecepatan lariku dan melekat erat di pikiranku sulit kulepaskan !". "Aku juga bahagia melihat engkau bahagia, tiada kecemburuan yang begitu besar terhadap pasangan hidupmu yang sekarang !!". "Tapi....Tapi....Aku tak bisa bisa menjauh darimu, aku membutuhkannmu dalam menjalani hidup ini !". "Widi....oh Widi... You are adalah mantan terindah dan terbaikku..". "Aku ingin bersamamu hingga ujung waktu !". "Cintaku ini terlalu besar untukmu dan cintamu terlalu dalam mengisi relung jiwa dan pikiranku". Tangisan dan curahan hati Asbar pecah saat dia membaca surat perpisahan dari sang mantan. Surat yang membuat Asbar jatuh tak sadarkan diri setelah membacanya tuk pertama kali. Surat yang membuat jalan gelap yang harus dia jalani selama ini. Surat yang membuat Asbar merasa hidup di dunia ini semakin melelahkan. Dengan airmata dan tangan bergetar atas kesedihan hatinya. Asbar mencoba membaca surat itu kembali. Karena baginya, surat ini adalah kepingan jiwa Widi yang dia miliki sekarang ini. Dear Asbar cinta terindahku. Maapkan aku... Aku harus pergi dari sisimu dan meninggalkan semua yang terindah yang kita pernah rajut bersama. Orang tuaku memaksaku tuk menikah dengan pilihan mereka. Aku tidak ingin membuat mereka kecewa di usia senja mereka. Aku ingin membuat mereka bahagia di masa tua mereka. Aku ingin memberi mereka cucu yang lucu tuk menghibur mereka Hal tersebut yang tidak mungkin aku bisa berikan kepada mereka bila bersamamu. Bersamanya aku bisa mewujudkan itu semua. Asbar.... Aku memang sangat mencintaimu.. Namun rasa itu harus kubuang jauh mulai sekarang, karena kebahagiaan kedua orang tuaku hal yang paling penting saat ini di banding cinta kita. Aku berharap engkau bisa memaapkanku atas pilihanku ini. Tetap tegar sayangku Asbar. Mungkin di suatu tempat ada yang sedang menantimu, tuk datang memeluk dan memberi cinta terindah kepadanya. Aku....Aku....pamit dari hidup dan kisah cinta kita dengan derai airmata yang masih turun saat menuliskan surat ini. Asbar.....Asbar....Aku...... 01-06-2022 2213 sennaavia dan 10 lainnya memberi reputasiDiubah oleh simsol... 01-06-2022 2229 gGObW.
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/385
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/436
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/517
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/371
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/300
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/218
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/681
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/829
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/43
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/931
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/72
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/591
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/446
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/994
  • yk9mlo3ryh.pages.dev/362
  • cerpen kenangan terindah bersama mantan